Sunday 11 October 2015

Kabut Asap dan Ekonomi

Sumber : BBC
Sudah 3 bulan ini, masyarakat di Pulau Sumatera dikelilingi oleh kabut asap yang pekat. Kabut asap tersebut tentunya tidak baik bagi kesehatan masyarakat, pasalnya kabut tersebut telah menjadi penyebab penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Selain berdampak bagi kesehatan masyarakat di Pulau Sumatera, kabut asap ini juga mengakibatkan pada kerugian di sektor ekonomi.

Penyebab Kabut Asap
Hanya terdapat 2 kemungkinan dalam penyebab adanya kabut asap. Yang pertama, kabut asap disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan. Maksudnya, lahan gambut yang luasnya jutaan hektar tersebut yang menyebar di wilayah sumatera sengaja di bakar untuk kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi disini maksudnya adalah kepentingan para investor perkebunan untuk membuka lahan perusahaan perkebunan. Penyebab yang pertama ini adalah kemungkin terbesar penyebab utama kabut asap di Pulau Sumatera dan kalimantan. Penyebab kedua adalah penyebab yang dihasilkan oleh alam. Dengan cuaca yang ekstrim dan begitu panas bukan tidak mungkin lahan gambut yang luasnya jutaan hektar tersebut terbakar dan meluas hingga menghasilkan kabut asap yang tebal dan pekat. Dari kedua hal tersebut, penyebab yang pertama merupakan penyebab utama kabut asap yang ada disana. Hal tersebut terbukti dengan ditetapkannya beberapa perusahaan dan individu yang ditahan atau dijadikan tersangka dalam masalah ini.

Dampak Kabut Asap
Kabut asap ini tentunya memiliki dampak yang cukup luas diberbagai bidang seperti bidang kesehatan dan ekonomi. Di bidang kesehatan sudah terlihat dengan kerugian berupa penyakit yang kini dirasakan masyarakat. Mulai dari penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sampai kematian. Seperti yang dilansir oleh berbagai media, korban tewas karena kabut asap sudah mencapai 2 orang yang terdiri dari seorang balita dan seorang dewasa yang mengidap penyakit asma. Selain itu juga dengan adanya kabut asap maka akan memperburuk kesahatan masyarakat lainnya karena udara yang dihirup sudah tidak sehat lagi.Selain itu, dampak yang begitu terasa juga adalah dampak secara ekonomi. Dengan adanya kabut asap tentunya akan mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat. Misalnya seorang yang menjadi penjual makanan seperti gorengan, kue-kue dan sebagainya tentunya akan mengalami penurunan omset disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat. Selain itu dengan ditutupnya bandara juga berakibat terhambatnya penyuplaian domestik ke daerah yang terkena kabut asap. Dan juga para pelaku usaha pariwisata akan mengalami kerugian. Bukan tidak mungkin dengan adanya kabut asap kebutuhan ekonomi masyarakat menjadi berkurang.

Perusahaan Berwawasan Lingkungan
Untuk membuka lahan perusahaan di lahan gambut tentunya jika dilakkan dengan cara membakar lahan gambut adalah cara yang salah karena mengganggu lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan haruslah berorientasi terhadap lingkungan jika ingin membuka usaha perkebunan dan lain-lain. Menurut manager Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Zenzi Suhadi sejak tahun 2009 perizinan untuk membuka lahan diperlonggar. Hal inilah yang menjadi penyebab banyak perusahaan membuka lahan untuk melakukan investasinya dengan membakar lahan gambut yang luasnya sekitar 24,7 Juta Hektare. Oleh sebab itu, untuk mencegah datangnya kembali kabut asap di masa yang akan datang maka diperlukan perusahaan yang berwawasan lingkungan. Dengan memperhatkan alam dan lingkungan sekitar untuk membuka lahan maka akan menjadi sebuah perusahaan yang peduli dan perhatian terhadap lingkungan sehingga tidak menimbulkan kerugian di masyarakat.

Pada akhirnya, semua menginginkan kejadian ini tidak terulang dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, alangkah baiknya semua elemen dalam negeri ini menjadi pribadi yang bijak terhadap alam dan tidak menjadi pribadi yang serakah dan merusak alam. Untuk pemerintah, investasi itu sangat baik tapi alangkah baiknya menindak perusahaan dan pribadi yang membakar lahan gambut dengan hukuman yang berat agar terjadi rasa penyesalan. Untuk masyarakat, jagalah keindahan alam dan kelestarian lingkungan.